Rabu, 24 November 2010

Proposal Penelitian


UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELASVI SD DUKUHWARU 03
DALAM MENCARI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL MELALUI ALAT PERAGA
LIPATAN KERTAS YANG ADA LAMBANG BILANGANNYA




BAB I
PENDAHULUAN


A. Alasan Pemilihan Judul
Semangat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya pasal 14 ayat (1) disebutkan, bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kepentingan kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota. Salah satunya pemerintah daerah adalah sebagai penyelenggara pendidikan. Artinya dengan Undang-Undang tersebut, daerah diberi kewenangan untuk menentukan prototipe pendidikan yang ada di daerahnya masing-masing. Maka terdapat korelasi antara semangat otonomi daerah dengan proses belajar mengajar di sekolah. Penyelenggara pendidikan dituntut agar lebih kreatif, inovatif, dan rekreatif bagi peserta didik. Antara daerah yang satu dengan daerah yang lain dimungkinkan memiliki muatan kurikulum yang berbeda. Hal ini disesusaikan dengan potensi serta kemampuan di daerah yang bersangkutan.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani. Kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya yang terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan. Salah satu upaya tersebut adalah tersedianya prasarana dan sarana yang memadai.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di SD antara lain bergantung pada tenaga pendidik dan sarana prasarana. Untuk dapat mewujudkan prestasi belajar siswa, sebagai siswa harus belajar dan gemar akan matematika. Suatu kebutuhan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan harus dimiliki oleh setiap siswa adalah sebagai berikut.
1. Gemar belajar dalam pelajaran matematika.
2. Tidak takut terhadap pelajaran matematika.
3. Selalu mengadakan latihan yang baru saja diterangkan oleh guru.
Sesuai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tersedia, sehingga pelajaran matematika tidak ditakuti lagi akan tetapi disenangi oleh siswa itu sendiri dan pada gilirannya kualitas prestasi belajar semakin bermutu.
Matematika memiliki objek kajian yang abstrak, memiliki pola pikir deduktif dan konsisten sehingga dapat membentuk manusia yang berkualitas tinggi, berdaya guna bermoral, berbudaya, sadar iptek dan bertanggung jawab, dan mempelajari tentang pola pikir keteraturan, tentang struktur yang terorganisasi. Pembelajaran matematika di sekolah bertujuan untuk mengacu pada fungsi matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional dan diungkapkan dalam Garis-garis besar program pengajaran (GBPP) bahwa tujuan utama diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dunia yang selalu berkembang, melalui bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Kondisi yang diharapkan agar prestasi belajar siswa meningkat, guru harus dapat menciptakan suasana yang dapat merangsang siswa agar aktif dan senang mengikuti proses belajar mengajar. Guru harus memiliki kemampuan untuk memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar Nilai rata-rata tahun yang lalu pada pokok bahasan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah 6,2, karena siswa belum bisa menerapkan cara mencari kelipatan persekutuan terkecil. Dengan upaya dan cara yang akan disajikan kepada siswa melalui alat peraga, mudah-mudahan dengan alat peraga inilah siswa akan paham dan dapat mengerjakannya. Melalui cara ini diharapkan siswa bisa mengerjakan kelipatan persekutuan terkecil dengan cepat dan tepat tidak mengalami kesulitan lagi. Bahkan siswa ingin mencoba membuat soal sendiri, kemudian diujikan kepada teman-temannya sendiri.
Alasan meneliti pada pokok bahasan KPK karena sebagai pendidik tergugah agar siswa memiliki ketrampilan dalam mata pelajaran matematika. Sehingga alat peraga yang berupa lipatan kertas yang sudah ada lambang bilangannya mempermudah menyelesaikan masalah yang dihadapi. Mungkin alat peraga lainnya membantu siswa secara praktis dan cepat.
B. Permasalahan
Rumusuan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah dengan menggunakan alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Dukuhwaru 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal ?
C. Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan persepsi yang bias terhadap judul di atas, maka penulis jelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul tersebut di atas.
1. Upaya adalah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencarai jalan keluar (Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka ,1991:1109)
2. Prestasi adalah hasil yang telah di capai dari yang telah dilakukan, dikerjakan (penyusun kamus besar bahasa indonesia, 1999 : 787)
3. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Kamus besar bahasa indonesia, Balai Pustaka, 1991:14)
4. Kelipatan persekutuan adalah anggota kelipatan suatu bilangan yang sama dari dua bilangan atau lebih. Sedangkan kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan atau lebih adalah kelipatan persekutuan terkecil yang bukan nol
5. Alat peraga adalah merupakan benda-benda konkret sebagai model dan ideide matematika untuk penerapannya (Tim PKG).
6. Lipatan Kertas adalah kertas yang dilipat dengan ukuran yang disesuikan dan pada lipatan kertas tersebut ditulis lambang bilangan yang merupakan kelipatan dari dua bilangan atau lebih.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD 03 Dukuhwaru Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam mencari kelipatan persekutuan terkecil melalui alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa diharapkan akan lebih mudah memahami konsep dalam mencari kelipatan persekutuan terkecil melalui alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya.
b. Dengan pemanfaatan alat peraga, siswa menjadi tidak jenuh dalam mengikuti proses belajar mengajar.
c. Prestasi belajar siswa akan lebih meningkat khususnya pada pokok bahasan kelipatan persekutuan terkecil.
2. Manfaat bagi guru
a. Guru dapat sedikit demi sedikit mengetahui langkah-langkah pembelajaran yang tepat dan bervariasi.
b. Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
c. Meminimalkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa, guru, maupun materi pembelajaran.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan masukan yang positif dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar.
b. Sekolah akan dapat merespons permasalahan aktual pembelajaran.
c. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam skripsi ini secara garis besar di bagi menjadi tiga bagian, yakni bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi.
1. Bagian awal
Bagian awal skripsi ini secara berturut-turut berisi halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran-lampiran.
2. Bagian isi
Bagian isi terdiri dari lima bab yakni :
BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang masalah, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN, berisi tinjauan kepustakaan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
BAB III METODE PENELITIAN, memuat lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian, subjek yang diteliti, prosedur kerja dalam penelitian yang terdiri dari tiga siklus setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, tolok ukur keberhasilan, instrumen penelitian, sumber data, cara pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang pelaksanaan pada siklus 1, siklus 2, siklus 3, dan selanjutnya dibahas hasil penelitian tersebut.
BAB V PENUTUP, berisikan simpulan dari hasil penelitian ini maka dikemukakan saran-saran dan penutup.
3. Bagian akhir skripsi
Pada bagian akhir skripsi ini berisikan daftar pustaka yang memberikan informasi tentang buku sumber yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini, dan lampiran-lampiran dari hasil penelitian dan instrumen penelitian.


BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kebutuhan setiap orang. Siapapun pasti menjalani dan mengalami proses belajar. Hampir semua pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Proses belajar tidak hanya terjadi di dalam suatu lembaga pendidikan, akan tetapi dapat juga berlangsung di luar lembaga pendidikan. Mengingat hal yang demikian, maka wajarlah apabila pengertian belajar menurut bebarapa tokoh tidaklah sama meskipun secara garis besar tidak jauh berbeda. Berikut ini peneliti kemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian belajar sebagaimana dikutip oleh Kuswadi (2001:20):
a. Belajar adalah usaha dalam menuntut atau mencari ilmu.
b. Menurut Higrard dan Bower belajar itu berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu, situasi tersebut dialami oleh orang itu secara berulang-ulang. Perubahan tingkah laku itu didasarkan pada situasi-situasi sesaat yang dialami seseorang.
a. Menurut Robert M Gagne belajar adalah berubahnya perbuatan dan isi ingatan seseorang setelah ia mengalami dan terpengaruh oleh situasi suatu stimulus.
b. Menurut Lindgren belajar telah terjadi apabila terlihat adanya beberapa perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dan latihan atau pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi akibat belajar disebabkan karena seseorang telah menghadapi suatu situasi secara berulang-ulang.
Berpijak pada beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan kemauan seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri sendiri dari pengetahuan baru dan keterampilan baru.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian belajar telah diterangkan peneliti di atas. Adapun pengertian kata prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang berupa kemampuan pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta sikap setelah mengalami proses belajar. Sedangkan menurut Munandar (1987:21) perwujudan dari bakat dan kemampuan adalah prestasi. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika dapat diperkirakan atau diharapkan untuk mencapai prestasi menonjol di bidang matematika, dan prestasi yang menonjol di suatu bidang dapat merupakan cerminan dari bakat yang dimiliki untuk bidang tersebut. Tetapi karena bakat masih merupakan potensi, orang yang berbakat belum tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya.
Demikian halnya orang yang menunjukkan prestasi menonjol dalam bidang tertentu, selalu merupakan perwujudan dari bakat khusus yang dimiliki. Hanya bakat khusus yang memperoleh kesempatan untuk berkembang sejak dini melalui latihan, didukung oleh fasilitas , dan disertai minat yang tinggi sehingga akan terealisasikan dalam kemampuan dan menghasilkan prestasi yang unggul. Dengan demikian prestasi belajar dapat diartikan kemampuan dan bakat seseorang yang menonjol di bidang tertentu. Sehingga diperoleh perubahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Maka akan diperoleh pengetahuan baru yaitu penguasaan, penggunaan, maupun penilaian mengenai sikap dan kecakapan yang merupakan perilaku dari berbagai keadaan sebelumnya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Perkembangan budaya yang sangat pesat mempengaruhi perkembangan masyarakat secara komprehenship. Perkembangan dalam pendidikan dan sosial ekonomi memunculkan pandangan baru tentang persekolahan. Pandangan dalam dunia pendidikan ini antara lain adalah penyediaan kesempatan untuk berkembang secara optimal bagi setiap siswa dan perlunya pembinaan perseorangan agar perkembangannya mencapai harapan yang diinginkan.
Kenyataan menunjukkan bahwa semakin majunya kebudayaan dan semakin berkembangnya masyarakat memberikan dampak semakin banyaknya masalah yang harus dihadapi. Akibatnya adalah bertambah banyak orang yang dihinggapi masalah kesehatan mental. Kondisi ini mendorong kebutuhan akan bimbingan pendidikan guna membantu para siswa dalam memecahkan masalah moral sosial dan pendidikan. Di sekolah disamping banyak siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal, seperti angka raportnya rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir dan sebagainya. Secara umum siswa-siswa seperti itu dipandang mengalami masalah belajar. Menurut Bimo Walgito (1995:120) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut.
a. Faktor Internal
1) Keterlambatan akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi cukup tetapi tidak dapat memanfaatkannya.
2) Ketercepatan belajar
Keadaan siswa yang memiliki bakat akademik sangat tinggi, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan belajarnya yang amat tinggi.
3) Sangat lambat dalam belajar
Keadaan siswa yang memiliki bakat akademik kurang memadai dan perlu mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
4) Kurang motivasi belajar
Keadaan siswa yang kurang semangat dalam belajar.
5) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar Kondisi siswa yang kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ngulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan keluarga, seperti ketidakharmonisan hubunganantara ayah dan ibu serta kesulitan ekonomi keluarga.
2) Lingkungan masyarakat, seperti wilayah perkampungan kumuh, dan teman sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gedung yang kurang nyaman, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
4) Kebijakan penilaian tentang hasil belajar merupakan puncak harapan siswa. Secara kejiwaan terpengaruh hasil belajar, oleh karena itu guru harus aktif dan bijaksana dalam penilaian.
4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Menurut Dedi Junaedi (1994:19) kelipatan suatu bilangan cacah X merupakan kelipatan suatu bilangan cacah p, bila X diperoleh dari mengalikan p dengan bilangan cacah lain.
5. Alat Peraga
Menurut Arif S.Sadiman (2001:175) dikatakan proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampain pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu kepada penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media pesan dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan disampaikan adalah adalah isi ajaran/didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa berupa guru, orang lain, siswa ataupun penulis buku atau skenario. Salurannya media pendidikan, dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Sedangkan menurut Darhim (dalam Sugiarto, Isti Hidayah 2004:3) menuturkan bahwa, pada hakekatnya pembelajaran (belajar dan mengajar) merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Sebagai komunikan pada proses pembelajaran di atas adalah siswa, sedangkan komunikatornya adalah guru dan siswa. Jika sekelompok siswa menjadi komunikator terhadap siswa lainnya dan guru sebagai fasilitator, maka akan terjadi proses interaksi dengan kadar pembelajaran yang tinggi. Seorang guru harus menyadari bahwa proses komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan komunikasi dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian, atau bahkan salah konsep. Kesalahan komunikasi bagi seorang guru akan dirasakan oleh siswanya sebagai penghambat pembelajaran. Kesalahan komunikasi dalam pembelajaran dapat terjadi karena faktor,
a. siswa;
b. guru;
c. guru dan siswa.
Komunikasi yang efektif banyak ditentukan juga pada keefektifanbpenerima (komunikan). Feed back (mental maupun fisik) dari komunikan dapat dijadikan sebagai alat kontrol komunikator untuk mengevaluasi diri. Sehingga memungkinkan komunikator melakukan perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang telah dilakukan. Untuk menghindari terjadinya kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah komunikasi maka diperlukan alat bantu (sarana) yang dapat membantu proses komunikasi. Sarana tersebut selanjutnya disebut media.
a. Pengertian Media Pembelajaran
Beberapa telah menjelaskan pengertian tentang media pengajaran dalam pernyataan yang tidak sama, pengertian-pengertian tersebut adalah sebagai berikut.
1) Menurut Darhim: alat peraga yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah tertuang dalam Garis- Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Menurut Anderson: Alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru mengajar.
3) Menurut Briggs: Media pembelajaran meliputi objek (benda nyata), model, suara langsung, rekaman radio, pembelajaran terprogram, televisi, dan slide.
4) Menurut Tim PKG: Alat peraga merupakan benda-benda konkret sebagai model dan ide-ide matematika untuk penerapannya.


6. Kerangka Berpikir
Mencari kelipatan persekutuan terkecil dalam pengajaran Matematika sangat penting bagi perkembangan proses belajar berpikir siswa. Namun bagi sebagian siswa kelas VI SDN Dukuhwaru 03 mengalami kesulitan untuk mengoperasikan bilangan berpangkat untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil. Hal ini akan menjadi permasalahan yang serius bagi mereka. Berdasarkan realitas di atas, maka perlu dicarikan alternatif untuk mempermudah cara mencari keliptan persekutuan terkecil dengan menggunakan lipatan kertas yang ada lambang bilangannya.
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis penelitian yang dapat peneliti rumuskan adalah sebagai berikut. Melalui alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya maka prestasi belajar siswa kelas VI SDN Dukuhwaru 03 dalam pokok bahasan mencari kelipatan persekutuan terkecil dapat ditingkatkan.


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah SD Negeri Dukuhwaru 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal pada kelas VI semester I tahun pelajaran 2004/2005. Lokasi penelitian di tempat ini dikarenakan peneliti sebagai pengajar di sekolah tersebut.
B. Subjek yang diteliti
Subjek penelitian adalah kelas siswa VI semester I di SDN Dukuhwaru 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun pelajaran 2004/2005. Jumlah siswa kelas VI pada tahun ajaran ini, adalah 29 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
C. Prosedur Kerja yang Diteliti
Prosedur dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection).
a. Rencana Tindakan
Alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya sebagai upaya pemecahan masalah meliputi sejumlah rencana tindakan yang direncanakan sebanyak tiga siklus yaitu sebagai berikut
1) Rencana Tindakan siklus 1
(a) Rencana (Planning)
(1) Guru menyiapkan soal-soal yang harus dikembangkan dan diajukan oleh siswa secara tertulis yang dikerjakan melalui kelompok-kelompok kecil. Guru mengoreksi hasil pekerjaan kelompok selanjutnya mencatat sejumlah kelompok yang pekerjaannya benar secara menyakinkan.
(2) Dokumentasi kondisional meliputi data hasil ulangan pokokbahasan kelipatan persekutuan terkecil tahun pelajaran 2004/2005, angket dan observasi guru terhadap pembelajaran Matematika yang akan berlangsung.
(3) Identifikasi masalah dan klasifikasi semua masalah-masalah yang dihadapi
(4) Menggunakan alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mencari kelipatan persekutuan terkecil.
(b) Implementasi tindakan siklus I
(1) Guru menyiapkan pengajaran.
(2) Guru memberikan soal-soal pada siswa.
(3) Guru mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses
pembelajaran.
Sesuai yang diinginkan guru, maka rencana penelitian ini berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan yang akan dilaksnakan di dalam kelas. Pelaksanaan tindakan siklus 1 sesuai yang diprogramkan, yaitu:
(1) Permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan. Hal ini guru menggunakan alat peraga kertas lipatan yang ada lambang bilangannya untuk menjelaskan pokok bahasan KPK.
(2) Merencanakan pembelajaran dengan menerangkan materi tentang pokok bahasan kelipatan persekuyuan terkecil dilanjutkan dengan contoh soal-soal.
(3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti bertanya, mengungkapkan pendapat, diskusi, dan sebagainya.
(4) Guru memberikan soal-soal latihan setiap sub pokok bahasan selesai.
(5) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus.
(c) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru (peneliti) maupun data pembelajaran siswa. Guru menyiapkan tes observasi yang dilakukan dengan data pengukur.
(d) Refleksi
Data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti. Analisis dilakukan dengan cara mengukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
(1) Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar sebelum digunakan alat peraga kertas lipatan yang ada lambang bilangannya?
(2) Apakah penggunaan alat peraga cukup efektif?
(3) Berapakah jumlah yang mengalami peningkatan hasil belajar?
Sudahkah mencapai target yang diinginkan sesuai dengan yang diharapkan?
(4) Sudahkah guru menerapkan struktur pengajaran Matematika yang baik?
2) Rencana Tindakan Siklus 2
(a) Perencanaan Ulang
Berdasarkan analisis dan refleksi 1 maka diadakan perencanaan ulang yang meliputi:
(1) Identifikasi Masalah
Masalah siklus 1 yang belum berhasil pada pokok bahasan kelipatan persekutuan terkecil.
(2) Rencana Tindakan
Penggunaan alat peraga harus lebih sering dilakukan agar siswa lebih mudah memahami pokok bahasan tersebut.
(b) Implementasi Tindakan Siklus 2
(1) Guru melakukan tindakan pada siklus 1
(2) Guru memberikan soal-soal latihan
Pelaksanaan atau tindakan siklus 2 sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan yaitu:
(1) Dasar dari siklus 1, maka permasalahan dapat diidentifikasi dan dirumuskan.
(2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan cara pendekatan dan bimbingan khusus.
(3) Guru menerangkan kembali materi yang kurang dipahami siswa beserta contoh-contohnya.
(4) Merencanakan kembali pembelajaran dengan pemnfaatan alat peraga.
(5) Siswa diberi soal-soal latihan untuk dibahas kembali.
(6) Guru memberikan soal-soal pada akhir siklus 2.
(c) Observasi
Peneliti melakukan tindakan ulang pada siklus 1
(d) Refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, kemudian melakukan refleksi dengan adanya metode yang dilakukan dalam tindakan kelas. Siswa mengalami peningktan hasil belajar, melalui pemanfaatan alat peraga yang digunakan dalam tindakan kelas berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mencari kelipatan persekutuan terkecil.
3) Rencana Tindakan Siklus 3
(a) Perencanaan Ulang
Berdasarkan analisis dan refleksi 2 maka diadakan perencanaan ulang yang meliputi:
(1) Perencanaan
Masalah siklus 2 yang belum berhasil pada pokok bahasan kelipatan persekutuan terkecil.
(2) Tindakan
Guru menyiapkan kembali soal-soal tertulis yang akan dikembangkan siswa untuk dikerjakan secara perorangan. Guru mengoreksi pekerjaan siswa. Selanjutnya menginventarisir jawaban siswa yang pekerjaannya benar secara menyakinkan. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang telah menjawab pertanyaan dengan benar untuk menunjukkan kepada temantemannya di depan kelas. Melalui tanya jawab guru mengulang kembali penyelesaian soal tersebut secara bersama-sama untuk mengetahui tingkatnpemahaman siswa sesuai dengan pengembangan soal yang dibuat. Siswa diberi tugas rumah secara individual.
(3) Pengamatan
Pengamat mengamati jalannya pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam mengembangkan model soal dan menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas. Pengamat turut serta dalam menilai tes formatif.
(4) Refleksi
Refleksi pada siklus 3 digunakan untuk melihat apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Pada akhir siklus 3 ini, melalui pemanfaatan alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya diharapkan prestasi belajar siswa kelas VI SDN Dukuhwaru 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dapat ditingkatkan.
D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data
a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Hasil tes tertulis siswa kelas VI SDN Dukuhwaru 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.
2) Hasil pengamatan dari teman sejawat.
3) Studi pustaka.
b. Pengambilan data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini sebagai berikut. Tes formatif digunakan untuk mengukur prestasi siswa dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan kelipatan persekutuan terkecil.
1) Tes formatif pertama dilaksanakan pada akhir siklus 1.
2) Tes formatif kedua dilaksanakan pada akhir siklus 2.
3) Tes formatif kedua dilaksanakan pada akhir siklus 3.
4) Membuat lembar pengamatan (observasi).
5) Membuat soal-soal tes formatif.
c. Materi Tes
Materi tes disesuaikan dengan materi eksperimen meliputi sub pokok bahasan.
1) Bilangan dan Lambangnya.
2) Nilai Tempat.
3) Pemangkatan Tiga.
4) Faktor prima.
5) FPB dan KPK.
6) Penarikan Akar Pangkat Tiga.
E. Tolok Ukur Keberhasilan
Siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soalsoal latihan dalam menentukan/mencari kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan atau lebih dengan pemanfaatan alat peraga kertas lipatan yang ada lambang bilangannya. Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dalam penelitian ini apabila hasil rata-rata tes akhir siklus 3 mencapai nilai 7,5 atau lebih. Hal ini tercantum dalam petunjuk penilaian kelas di SD/MI (Depdiknas 2002:128).

K. Daftar Pustaka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 2004. Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republpik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.Jakarta: Departemen Pendikan Nasional.
Sugiarto,Isti Hidayah). 2004. Workshop Pendidikan Matematika. Semarang: FPMIPA UNNES.
Dedi Junaedi. 1999. Penuntun Belajar Matematika Untuk SLTP. Bandung. PT
Mizan Pustaka.
Kuswadi. 2001. Pembelajaran Siswa SLTP. Surakarta. FKIP Universitas
Sebelas Maret.
Arif S.Sadiman. 2001. Bunga Rampai Dan Psikologi Pembelajaran.
Semarang. WRI (Walisongo Research Institute).
Depdiknas. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD, SDLB, SLB
Tingkat Dasar dan MI. Jakarta Depdiknas.
Munandar. 1997. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung. Rosdakarya
Bimo Walgito. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta.
Andi Offset.
 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar